Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa program pendidikan karakter di barak militer untuk siswa bermasalah tidak bersifat intimidatif atau melanggar hak anak karena dijalankan atas dasar kesepakatan orang tua serta pendampingan guru dan TNI.
Dedi menjelaskan bahwa siswa yang mengikuti program tinggal di barak selama empat minggu, bangun pagi dan tidur malam dengan jadwal yang lebih disiplin. Jam tidur pukul sepuluh malam dan bangun jam empat pagi menjadi rutinitas harian .
Ia menekankan bahwa tujuan utama adalah membangun struktur kehidupan yang lebih teratur, bukan hukuman fisik. Metode ini juga sudah dikonsultasi dengan Kemenkumham dan Kemen HAM sehingga dianggap tidak melanggar hak anak .
Dedi juga menyatakan akan membangun sekolah khusus di setiap kabupaten/kota untuk melanjutkan pelatihan setelah siswa kembali dari barak militer. Sekolah ini tetap menggunakan guru reguler dan berspesialisasi untuk mengembangkan bakat siswa, dipadukan dengan bimbingan disiplin oleh TNI .
Meski mendapat beberapa kritik terkait payung hukum dan potensi hilangnya hak akses pendidikan formal, Dedi menegaskan semua langkah bersifat sukarela dan bertujuan memberikan jalan alternatif bagi siswa yang selama ini belum bisa dibina melalui jalur reguler .
0 Komentar