Pada 21 Juni 2025 pukul 06.30 WITA, Juliana jatuh ke jurang sekitar jalur Cemara Nunggal saat mendaki menuju puncak Rinjani. Tim SAR gabungan menemukan posisinya pada Senin pagi (23 Juni) dengan bantuan drone thermal; lokasi korban berada sekitar 500–600 meter dari titik awal jatuhnya.
Karena kondisi medan ekstrem, kabut tebal, dan angin kencang pada ketinggian sekitar 9.400 kaki (±2.870 m), helikopter SAR tidak bisa mengevakuasi langsung dari lokasi kejadian. Helikopter milik Basarnas seperti AW139 dan AS365 tidak dirancang dapat melakukan operasi hover out‑of‑ground‑effect (OGE) pada ketinggian tersebut, menjadikannya sangat berbahaya .
Evakuasi jenazah dilakukan dengan metode penyelamatan vertikal oleh tim SAR pada 25 Juni 2025 pagi. Setelah berhasil dicapai, jenazah ditandu ke pos Sembalun, lalu dievakuasi dengan helikopter dari area ketinggian yang lebih aman (sekitar 3.000 kaki) menuju RS Bhayangkara Polda NTB .
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menekankan urgensi evakuasi dan menyebut rencana penggunaan helikopter khusus dari PT Amman Mineral untuk medan ekstrem agar rantai penyelamatan berlangsung cepat dan efektif.
Saat ini tidak ada informasi terpercaya tentang pendaki Swiss yang jatuh di Rinjani dan berhasil selamat dievakuasi dengan helikopter. Mungkin terjadi kesalahan dalam penyebutan kewarganegaraan atau detail lainnya. Apabila kamu memiliki nama, tanggal, atau berita spesifik tentang kasus tersebut, saya dapat membantu melakukan pengecekan lebih lanjut.
0 Komentar