Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda Provinsi Riau. Hingga pertengahan Juli 2025, setidaknya ratusan hektar lahan di beberapa wilayah seperti Pelalawan, Rokan Hilir, dan Bengkalis dilaporkan terbakar. Kondisi cuaca kering serta arah angin yang mengarah ke timur laut membantu situasi, karena asap pekat mulai melintasi perbatasan negara dan melewati sebagian wilayah Malaysia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa arah angin dominan saat ini membawa partikel asap menuju Semenanjung Malaysia. Situasi ini memicu kekhawatiran akan memburuknya kualitas udara di negara-negara tetangga. Beberapa sekolah di Johor dan Selangor bahkan mulai menerapkan kebijakan pembelajaran berani guna melindungi siswa dari dampak buruk kabut asap.
Pemerintah Provinsi Riau bersama TNI, Polri, dan petugas pemadam kebakaran terus berupaya mencapai titik api. Namun, sulitnya akses dan cuaca panas menjadi tantangan tersendiri. Sementara itu, negara Malaysia mendesak Indonesia untuk segera menuntaskan kebakaran dan mengurangi dampak lintas batas.
Karhutla yang berulang kali menjadi sorotan publik dan memperkuat desakan akan penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan, terutama di wilayah konsesi perusahaan. Pemerintah pusat diminta mengambil langkah tegas demi mencegah kerugian yang lebih luas, baik secara lingkungan maupun hubungan bilateral.
0 Komentar