Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (KPPIBC), Zulkifli Rasyid, menegaskan bahwa anggota koperasinya tidak pernah melakukan praktik pengoplosan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) seperti yang diberitakan. Ia menjelaskan bahwa beras SPHP tidak disalurkan melalui Pasar Induk, melainkan melalui kios di luar pasar induk serta jaringan ritel modern.
Karena memang tidak masuk ke pasar induk, ia menegaskan tidak mungkin koperasinya bisa mencampur atau mendaur ulang karung SPHP. "Itu beras subsidi dari pemerintah. Modalnya Rp12.500, dijual Rp11.000 oleh pemerintah. Kami tahu peraturan dan tidak akan mengoplos," tegas Zulkifli.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut praktik oplosan SPHP sudah tersebar luas di pasar ritel dan menyebabkan kerugian negara hingga Rp2 triliun per tahun, karena sebagian besar SPHP dicampur dengan beras premium lalu dijual dengan harga lebih tinggi .
Zulkifli juga menyampaikan bahwa Satgas Pangan Polri telah memeriksa koperasi terkait pengemasan ulang SPHP, dan ia telah diperingatkan anggota koperasi untuk tidak mengganti atau memindahkan karung, serta menjunjung tinggi regulasi yang berlaku.
Sebagai respon terhadap temuan banyak outlet palsu dan praktik oplosan, Pemerintah kini mulai menyalurkan SPHP melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih agar distribusinya lebih transparan dan dapat dicegah dengan membahas di tingkat menengah dan pusat .
Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang menegaskan kembali komitmennya untuk mematuhi peraturan, menjaga reputasi anggotanya, dan bekerja sama demi menjamin distribusi beras subsidi yang bersih dan tepat sasaran.
0 Komentar