Modus penipuan di industri keuangan kini semakin canggih dan sulit dikenal. Seiring pesatnya perkembangan teknologi, para pelaku kejahatan siber memanfaatkan celah digital untuk menipu nasabah maupun lembaga keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan pun mengimbau masyarakat untuk lebih waspada.
Salah satu modus terbaru adalah phishing yang menyasar data pribadi melalui tautan palsu di media sosial, email, atau pesan singkat. Pelaku menyamar sebagai pihak resmi bank, menawarkan promo atau meminta data verifikasi. Begitu korban mengisi data, akun keuangan mereka bisa dibobol.
Tak hanya itu, skema penipuan juga muncul dalam bentuk investasi palsu dengan iming-iming keuntungan tinggi dalam waktu singkat. Banyak masyarakat tergiur tanpa memeriksa legalitas platform tersebut, hingga akhirnya mengalami kerugian besar.
Penipuan dengan menggunakan deepfake—video atau suara palsu yang menyerupai pejabat bank—juga mulai bermunculan. Hal ini membuat masyarakat semakin kesulitan membedakan mana yang nyata dan yang palsu.
Untuk mencegah kerugian, masyarakat diminta tidak sembarangan membagikan data pribadi, selalu memverifikasi sumber informasi, serta menggunakan aplikasi resmi dari lembaga keuangan. Edukasi digital menjadi kunci utama melawan kejahatan siber yang semakin berkembang.
0 Komentar