Seorang mantan Presiden Korea Selatan kembali menjadi sorotan setelah menolak pemeriksaan rutin di penjara dan melakukan aksi protes yang tidak biasa. Menurut laporan media lokal, ia melepaskan seragam tahanan dan berbaring di lantai sel sebagai bentuk penolakan terhadap pemeriksaan fisik oleh petugas.
Peristiwa ini terjadi di pusat terpencil Seoul pada Kamis (1/8/2025). Petugas penjara mengaku telah mengikuti prosedur standar, namun mantan presiden tersebut menolak bekerja sama dan menyatakan merasa diperlakukan tidak adil. Ia juga menyebut bahwa hak-haknya sebagai tahanan politik telah dilanggar.
Pihak otoritas penjara membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa semua prosedur dilakukan sesuai hukum dan standar hak asasi manusia. “Kami memperlakukan seluruh tahanan secara adil tanpa perlakuan khusus,” ujar juru bicara lembaga pemasyarakatan.
Aksi ini menimbulkan timbulnya masyarakat di Korea Selatan. Sebagian mengira sebagai bentuk simbolik perlawanan, sementara lainnya menilainya sebagai drama politik untuk menarik simpati. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pengacara sang mantan presiden mengenai tindak lanjut dari kejadian ini.
0 Komentar